Beringharjo Great Sale Turut Meriahkan HUT ke-268 Kota Yogya

 

Gondomanan - Dalam rangka memperingati HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta turut memeriahkan acara dengan menggelar Beringharjo Great Sale yang mengusung tema Pasar Rikat Digital, menandakan bahwa pasar rakyat terus beradaptasi dengan digitalisasi, terutama dalam penerapan transaksi non-tunai. Gelaran ini merupakan yang kedua setelah sukses pada tahun sebelumnya, dan kali ini akan berlangsung selama tiga bulan, hingga Januari 2025.

 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menjelaskan Beringharjo Great Sale yang dilaksanakan untuk kedua kalinya diharapkan dapat mendukung pasar rakyat untuk cepat dan cekatan dalam mengadaptasi digitalisasi, terutama dalam sistem pembayaran non-tunai.

 

"Jika tahun lalu acara hanya dilaksanakan di lantai 2 dan 3, kali ini seluruh bagian Pasar Beringharjo, mulai dari lantai 1, 2, dan 3, serta di area barat, tengah, dan timur akan ikut terlibat," terang Veronica pada Pembukaan Beringharjo Great Sale di Pasar Beringharjo, Senin (7/10).

 

Kegiatan ini dilaksanakan mulai Oktober 2024 hingga Januari 2025. Pengunjung dapat melakukan transaksi di Pasar Beringharjo dan mendapatkan diskon dengan melakukan pembayaran melalui QRIS BRImo.

 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani

 

Selain program belanja, acara ini juga menjadi ajang pengumuman Lomba Kebersihan Pasar Kota Yogyakarta yang diikuti oleh 29 pasar rakyat. Penilaian lomba ini berfokus pada permasalahan sampah, dengan empat indikator utama: upaya pengurangan, pemilahan, pengolahan, dan pengelolaan sampah.

 

“Diharapkan, melalui lomba ini, rasa kepedulian terhadap kebersihan pasar dapat meningkat, serta seluruh stakeholder pasar dapat lebih terlibat dalam pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat,” ujar Ambar.

 

Kepala Bagian MES Regional Office Yogyakarta Bank BRI, Susanto, mengatakan acara ini merupakan komitmennya dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya pedagang pasar. Ia juga menekankan penggunaan QRIS dalam program ini, yang dianggap membawa banyak keuntungan baik bagi pedagang maupun konsumen, karena memudahkan transaksi digital.

 

“Program ini dirancang untuk memberikan manfaat bagi pedagang dan pembeli. Pembeli mendapatkan potongan harga, sementara pedagang diharapkan dapat meningkatkan omset dan menarik lebih banyak pembeli yang sebelumnya hanya sekadar melihat-lihat,” kata Susanto. 



 

Penyerahan pemenang lomba kebersihan pasar Kota Yogyakarta

 

Pasar Sanggrahan berhasil meraih juara pertama dengan nilai 72,37, disusul Pasar Prawirotaman di posisi kedua, dan Pasar Karangwaru di juara ketiga. Juri dalam perlombaan ini terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Paguyuban Bank Sampah, serta LSM lingkungan setempat, yang bertugas secara independen.

 

“Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong pasar tradisional dalam bertransformasi ke arah digital dan meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan pasar, serta mendukung keberlanjutan UMKM lokal,” tambah Ambar.

 

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sanggrahan, Agnes Tantri mengungkapkan sejak berdirinya pasar di jalan Kampung Sanggrahan di tahun 2015an telah berkomitmen menjaga kebersihan pasar.

 

“Pasar Sanggrahan ini kan tergolong kecil dan berada di tengah kampung. Jadi sejak dulu, sampah dari pedagang itu dibawa pulang. Kemudian kami berkomitmen dengan membangun bank sampah untuk sampah anorganik dan pengolahan sampah organik menggunakan biopori,” jelasnya. (Chi)