Penonton dan Wisatawan Kagumi Kemegahan WJNC #8

Jetis – Puluhan ribu penonton padati kawasan Tugu Pal Putih, menyaksikan kemegahan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #8 pada Sabtu malam (7/10).

Wayang Jogja Night Carnival atau WJNC #8 merupakan event tahunan yang menjadi puncak perayaan HUT ke-267 Kota Yogyakarta. Dengan mengangkat tema Pandawa Mahabisekha yang mengambil filosofi dari cerita carangan dalam Mahabarata yang diciptakan di era Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Penampil WJNC #8 sedang bersiap memasuki area tugu pal putih.

Sebanyak lebih dari 500 seniman dari 14 Kemantren di Kota Yogyakarta tampil dengan apik pada WJNC #8. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya WJNC #8 kali ini mengambil dua sisi yang menjadi titik start para seniman, yaitu dari arah timur Jalan Jenderal Sudirman dan arah barat Jalan Diponegoro menuju panggung utama di area Tugu Pal Putih.

Penampilan ratusan seniman dari tiap Kemantren disambut meriah oleh penonton yang sudah memadati lokasi acara sejak sore hari. Salah satunya Ashraf yang merupakan wisatawan asal Malaysia, baginya WJNC #8 menjadi pengalaman yang tak terlupakan selama berlibur di Yogyakarta. 

"Ini kali pertama saya ke Yogyakarta, dan memang saya jadi peserta Jogja Famtrip ini supaya bisa lihat pertunjukan WJNC, ternyata ramai sekali dan saya dengar ada sekitar 35 ribu orang yang menonton, ini sangat luar biasa ada penampilan dari 14 wilayah dengan kostum dan koreografi berbeda-beda, saya ingin datang ke sini lagi tahun depan untuk mengajak teman-teman dari Malaysia, supaya bisa merasakan juga kemeriahannya," katanya.

Ashraf wisatawan asal Malaysia. 

Hal serupa dirasakan Kim Laros wisatawan asal Belanda yang juga merupakan peserta Jogja Famtrip. Menurutnya sebagai orang yang baru pertama kali mengunjungi Yogyakarta, dan disuguhi pertunjukan WJNC menjadi satu pengalaman yang menakjubkan.

"Ada banyak hal yang berkesan selama berada di Yogyakarta, salah satunya pertunjukan WJNC yang ternyata spektakuler. Mulai dari latar tempatnya, kostum, musik dan tariannya yang sangat indah membuat penonton merasa terbawa dengan energinya. Semoga ke depannya bisa makin besar dan tambah sukses," ujarnya.

Kim Laros wisatawan asal Belanda. 

Di balik kemeriahan WJNC #8 tentu ada persiapan yang dilakukan para penampil dari 14 Kemantren di Kota Yogyakarta. Setiap kemantren menampilkan tokoh wayang berbeda-beda dengan vehicle atau maskot pendukung.

Tokoh wayang ditampilkan di antaranya Bathara Guru dan Para Bidadari, Ratu Sumengkoro dan Prajurit Raksasa Putri, Resi Garuda Pancaretno dan Cantrik, Kresnadan Para Pandawa, Garuda Malihan, Punokawan, Klanthang Kenya dan Para Raksasa Putri, Srikandi Bathari Uma, Duryodono dan Surowati, Suling Wasiat, Kurawa, Larasati, Istri Pandawa dan Para Dewa.

Penampil WJNC #8 sedang berdoa sembari menunggu giliran tampil. 

Mantri Pamong Praja (MPP) Kemantren Mantrijeron Affrio Sunarno, yang sudah ketiga kalinya ikut serta menjadi penampil WJNC menceritakan, persiapan intensif yang dibutuhkan untuk membuat koreografi, kompilasi musik, hingga menyiapkan kostum untuk membawakan tema Garuda kurang lebih selama satu bulan. 

"Kami tampil urutan kelima dari sisi barat, total ada sekitar 70 orang yang ikut mempersiapkan semuanya untuk tampil di WJNC #8, semuanya seniman dan warga masyarakat Kemantren Mantrijeron, termasuk koreografer, komposer musik, pembuat ogoh-ogoh juga kostumnya, bisa dibilang persiapannya 10 sampai 12 kali latihan ditambah satu kali geladi kotor, kali ini kami membuat satu koreografi memutari area tugu dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan masyarakat yang menonton," ceritanya.

Penampil WJNC #8 lakukan koordinasi sebelum masuk ke area panggung utama. 

Sementara itu penampil lain dari Kemantren Tegalrejo yang tampil membawakan tema Kurawa pada urutan ke-11, diwakili oleh Ety Purnawati selaku Pimpinan Produksi mengungkapkan, waktu yang digunakan untuk latihan sekitar 10 kali pertemuan, dengan melibatkan hampir 70 personil. 

"Tema Kurawa ini kami bawakan dengan tarian para tokohnya yang suka obong-obong atau menyalakan api, jadi dari warna dominan merah begitu juga dengan ogoh-ogoh yang dibawa, tentu ini menjadi momen baik yang ditunggu seluruh warga Kota Yogyakarta yang harapannya bisa semakin menarik wisatawan untuk berkunjung dan berdampak baik pada ekonomi masyarakat," ungkapnya. (Jul)