Antusiasme Tinggi, Festival Angkringan Siap Digelar Kembali

KRATON- Puluhan angkringan mengikuti Festival Angkringan Yogyakarta di Plaza Pasar Ngasem pada 6-8 Oktober 2023. Kegiatan itu adalah kolaborasi Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan dengan Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) DIY. Festival Angkringan Yogyakarta itu untuk memeriahkan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-267 Kota Jogja.

Menurut Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo Festival Angkringan Yogyakarta yang pertama kali diselenggarakan itu ternyata di luar ekspektasi karena pengunjungnya banyak. Hal itu menunjukan bahwa angkringan itu tidak hanya sekadar menjual nasi kucing, tapi menjadi satu tempat untuk saling ketemu, diskusi dan bercerita.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo (tengah), Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica (kiri) dan perwakilan dari Gekraf DIY membuat bara api dari arang pada anglo sebagai penanda pembukaan bukaan Festival Angkringan Yogyakarta. 

“Angkringan itu tempat di mana seluruh elemen masyarakat bisa bersatu. Saya kira budaya angkringan ini menjadi salah satu budaya di Kota Yogyakarta yang harapannya terus dilestarikan. Karena dengan angkringan maka akan mempersatukan banyak orang,” kata Singgih ditemui usai membuka dan meninjau Festival Angkringan Yogyakarta, pada Jumat (6/10/2023) petang.

Singgih menyampaikan Festival Angkringan Yogyakarta itu juga untuk membangkitkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta. Singgih membuktikan sendiri saat berkeliling dalam Festival Angkringan Yogyakarta itu, setiap angkringan pasti orang yang menikmati menu-menu di angkringan. Oleh sebab itu pihaknya berharap Festival Angkringan Yogyakarta itu akan terus diadakan dalam rangkaian HUT Kota Yogyakarta tahun-tahun berikutnya.

Deretan gerobak angkringan mengikuti Festival Angkringan Yogyakarta memeriahkan HUT ke-267 Kota Jogja.

“Saya keliling di tiap angkringan pasti ada yang menikmati nasi kucing, sate dan sebagainya. Ini menunjukan antusias dari masyarakat. Bahkan tidak hanya warga kota tapi ada beberapa dari luar kota. Tentunya ini akan menjadi daya tarik wisata Kota Yogyakarta,” paparnya.

Festival Angkringan Yogyakarta diikuti sekitar 43 angkringan dan kuliner pasar rakyat. Menu-menu andalan angkringan antara lain nasi kucing, aneka gorengan, berbagai jenis sate seperti sate usus, telur puyuh, dan lainnya yang ditata pada gerobak angkringan. Ciri khas angkringan juga terdapat cerek untuk memasak air di atas anglo dengan bara api dari arang. Bangku panjang disediakan di depan gerobak angkringan  bagi pembeli untuk menikmati makan minum sambil duduk atau nangkring. Kuliner pasar rakyat yang dijual antara lain cara bikang, apem, minuman bajigur dan limun.

Singgih didampingi isterinya sekaligu Ketua TP PKK Kota Yogyakarta dan Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica, saat berbincang dengan pengunjung yang menikmati menu angkringan. 

“Saya itu nasi teri, nasi oseng, luar biasa. Apalagi nasinya anget. Kalau dulu waktu zaman masih kuliah, seringnya kepala (ayam) goreng saya minta dibakar lagi itu sensasinya luar biasa,” tutur Singgih saat ditanya menu favorit di angkringan.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan Festival  Angkringan Yogyakarta pertama kali diadakan di Pasar Ngasem karena tempat itu menjadi ikon dan memiliki sejarah di Kota Yogyakarta. Pihaknya berharap angkringan yang menjadi ikon bisa menjadi branding Yogyakarta. Termasuk untuk mengembangkan pasar rakyat menjadi sebuah ruang ekosistem ekonomi kreatif, sehingga pasar rakyat tidak hanya tempat jual beli barang, tapi juga wisata dan edukasi.

Pedagang angkringan sedang mengipas bara api dari anglo untuk memasak air.

“Kenapa kita memilih angkringan, karena kota orang. Yogya terbuat dari rindu, pulang  dan angkringan. Jadi kita berharap orang-orang kalau pulang (ke Yogya) makan di angkringan Kota Yogya. Angkringan bukan hanya menjadi kebiasaan masyarakat Kota Yogyakarta berkaitan budaya kuliner. Tapi juga bagian dari budaya sosial karena di angkringan kita memperoleh kenyamanan. Makan yang murah, tanpa sekat batas apapun kita bisa ngomongin apapun,” ucap Vero.(Tri)