Gelaran Budaya hingga Pameran IKM Bakal Ramaikan Rangkaian HUT ke-266 Kota Yogya
Umbulharjo – ‘Sulih Luwih Pulih’ diusung menjadi tema perayaan HUT ke-266 Kota Yogyakarta, menggambarkan kondisi Kota Yogyakarta yang bisa memulihkan diri sendiri, menjadi momentum kebangkitan pasca pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir.
Rangkaian HUT ke-266 Kota Jogja akan berlangsung lebih dari satu pekan, mulai 1 hingga 9 Oktober 2022, diawali dengan peluncuran logo HUT ke-266 Kota Yogyakarta pada 1 Oktober mendatang di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta bersamaan dengan kegiatan Pesona Budaya Nusantara.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan, seremonial peluncuran logo HUT ke-266 Kota Yogyakarta di Anjungan DIY TMII nanti juga akan disiarkan secara langsung di kanal Youtube YKTV milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
“Setelah peluncuran logo, kemudian akan dilanjutkan rangkaian lainnya termasuk agenda kebudayaan yang akan berlangsung pada 4 sampai 5 Oktober, yaitu Sekar Rinonce, Malioboro Seribu Kelir, dan Ruang Masyarakat Ketemu (Rumangket)” ujar Yetti pada jumpa pers di Komplek Balai Kota Yogyakarta pada Selasa (27/6).
Gelaran Budaya
Kegiatan Sekar Rinonce digelar 4 Oktober di tiga titik kawasan Malioboro, yaitu di depan Teras Malioboro 2, kemudian di depan Kepatihan, dan Pasar Beringharjo. Ketiga titik tersebut, lanjut Yetti nantinya akan dijadikan sebagai panggung yang menyatu dengan pengunjung, untuk membangkikan memori kolektif bagaimana seni budaya berkembang di kawasan Malioboro.
“Selain Sekar Rinonce pada 4 Oktober nanti juga akan ada kegiatan Malioboro Seribu Kelir, yang diawali dengan flash mob 100 dalang cilik, disusul dengan lomba fotografi wayang, serta kolaborasi lima jenis wayang dalam satu pagelaran atau kelir dengan media baru, seperti wayang sinema dan seni yang dikolaborasi dengan teknologi,” pungkasnya.
Sementara itu di tanggal 5 Oktober akan ada Ruang Masyarakat Ketemu (Rumangket). Di mana para desainer di Kota Yogyakarta akan menampilkan karya busana yang inspirasinya berasal dari tokoh pewayangan, kemudian diperagakan oleh dalang cilik.
“Hari kedua itu ada peragaan busana tokoh wayang, dagelan, tarian, dan penampilan band asal Yogyakarta yang sudah banyak dirindukan masyarakat yaitu Letto. Semua seniman yang terlibat berasal dari berbagai sanggar seni dan seniman Malioboro,” tambahnya.
Pameran Industri Kecil Menengah
Selain Gelaran Budaya, rangkaian HUT ke-266 Kota Yogyakarta juga akan diramaikan dengan agenda Sekati Ing Mall yang akan berlangsung pada 5 sampai 10 Oktober. Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM (Disperinkopukm) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto dalam jumpa pers yang sama mengatakan, akan ada 80 Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Yogyakarta yang akan terlibat pada gelaran tersebut.
“Sekati Ing Mal tahun ini merupakan jilid kedua, yang merupakan kegiatan pameran IKM dengan tujuan untuk memberikan fasilitasi promosi kepada para pelaku industri kerajinan, fesyen, dan kuliner di Kota Yogyakarta khususnya bagi sentra IKM yang tersebar di 14 Kemantren. Dari total 80 IKM itu sudah kami kurasi, nantinya 40 IKM akan ada di Malioboro Mal, 30 IKM di Galeria Mal, dan 10 IKM khusus kuliner di Lippo Plaza,” jelasnya.
Bukan hanya sekadar pameran IKM saja, pada kegiatan Sekati Ing Mal juga akan dilengkapi dengan talkshow soal dunia usaha, penghargaan untuk IKM terbaik selama kegiatan, peragaan busana batik karya para desainer Kota Yogyakarta, hingga fashion show on the street di depan Malioboro Mal pada 6 dan 9 Oktober.
“Atmosfer yang ingin kami bangun adalah keterlibatan masyarakat dalam semarak HUT ke-266 Kota Yogya, salah satunya pada fashion show on the street di mana masyarakat bisa menikmati jalanan malioboro untuk menjadi panggung peragaan busana menggunakan batik,” tutupnya. (Jul)